Pasti penasaran kan siapa Ende yang saya maksud? Ende adalah sebuah kota kecil di pulau Flores, Nusa tenggara Timur. Kota yang belum terjamah oleh saya dulu,bahkan sangat asing di telinga saya dan tidak menyangka saya akan bisa sampai kesana. Yuk simak perjalanan penulis di sana.
Bermula dari Program SM-3T ( Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang diadakan oleh Dikti
DI TANAH PENGABDIAN
Bermula dari Program SM-3T ( Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang diadakan oleh Dikti
Pada bulan April 2013 saya melaksanakan wisuda. usai sudah masa-masa indahku sebagai mahasiswa. Lamaran kerjapun sudah saya masukkan ke sekolah-sekolah. Tetapi pucuk dicinta ulampun tiba (haha..). Tidak berapa lama, pendaftaran SM-3T dibuka. Saya tertarik ikut program ini, akhirnya saya memutuskan untuk berkonsentrasi mengikuti program ini.
Sekitar Bulan Mei 2013, saya melakukan
pendaftaran di situs seleksi.dikti.go.id
untuk mengikuti Program SM-3T angkatan 3. Periode pendaftaran SM-3T angkatan 3
dibuka cukup lama, yaitu dua bulan lamanya. Sambil bersantai menunggu pengumuman
lolos verifikasi, saya bersantai dulu sebagai pengangguran yang mengantar
jemput keponakan ke Sekolah :-D
Akhirnya, saya dinyatakan lolos
verifikasi pada bulan Juli. Beberapa hari kemudian, saya bersama teman-teman
yang lolos verifikasi melaksanakan tes berbasis komputer di universitas tercinta,
yaitu Universitas Negeri Semarang. Setelah melalui tahap tes, satu minggu
kemudian saya maju ke babak akhir dengan melaksanakan tes wawancara dan tes
psikologi. Setelah dinyatakan lulus, saya menyandang title sebagai peserta
SM-3T dan wajib mengikuti prakondisi selama hampir dua minggu di Salatiga. Kegiatan
prakondisi ini bertujuan untuk memberi bekal kepada peserta sebelum terjun ke
daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) untuk mengajar dan bertahan hidup di
kondisi yang serba minim.
Setelah beberapa hari melalui kegiatan
prakondisi dengan berbagai kegiatan (workshop perangkat pembelajaran, microteaching, dan kegiatan lainnya), akhirnya diumumkan plotting daerah penempatan.
Eng ing eng…..dan saya ditempatkan di Kabupaten Ende dan di situlah saya mengabdikan diri mendedikasikan ilmu saya selama satu tahun.
PERJALANAN MENUJU KE TEMPAT PENGABDIAN
Prakondisipun berakhir dan kami yang ditempatkan di Kabupaten Ende, diberi waktu 2 hari untuk pulang ke rumah masing-masing hingga hari pemberangkatan. Tepat pada tanggal 15 September 2013, kami berangkat dari kampus (UNNES) dengan fasilitas transportasi dari LPTK penyelenggara (UNNES). Pemberangkatan di mulai dari jalur darat yaitu dengan menggunakan bus dari Kota Semarang menuju ke Surabaya. Bus berangkat siang hari dan sampai di Surabaya dini hari sekitar jam 1 pagi. Karena jadwal pemberangkatan pesawat pukul 07.00, maka oleh agen tour, bis diberhentikan di masjid agung Surabaya untuk beristirahat sejenak dan persiapan menuju ke Bandara pada pagi harinya. Sekitar jam 06.00 kami makan pagi dan langsung menuju ke Bandara Internasional Djuanda. Dari Djuanda kami terbang dengan menggunakan pesawat Lion Air menuju Ibukota Nusa Tenggara Timur,Kota Kupang. Di Kota Kupang ini kami menginap satu malam karena pesawat menuju ke Kabupaten Ende di jadwalkan esok harinya.
Tanggal 17 September 2013. Setelah melaksanakan shalat subuh, kami berangkat ke Bandara El Tari-Kupang untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Ende dengan menggunakan pesawat Wings Air. Waktu itu saya tertidur karena saya agak pusing (haha...).Entah sekitar pukul 07.30, kami tiba di Bandara H. Aroeboesman-Ende dan menuju ke Dinas PPO Kabupaten Ende untuk mengetahui plotting daerah penempatan masing-masing. Setelah mengetahui daerah plotting dan mengetahui bahwa saya beserta kedua teman saya ditempatkan di Desa Wolojita, kami diantar oleh salah satu peserta SM-3T yang telah menyelesaikan pengabdiannya di Desa Wolojita untuk menuju ke tempat pengabdian.
DI TANAH PENGABDIAN
Sambil melihat-lihat pemandangan di kanan kiri jalan, kunikmati perjalanan dari kota menuju ke tempat pengabdian. Alam indah nan hijau berbukit-bukit berhiaskan jurang dan awan putih nan cerah mengiringi perjalananku ke Desa Wolojita. Kami melewati kawasan yang disebut KM17. Mobil dan sepeda motor harus ekstra hati-hati saat melewati kawasan tersebut,karena salah-salah bisa terpeleset masuk ke jurang, hii...na'udzubillah.
Kurang lebih 3 jam kami sampai di Desa Wolojita, desa nan asri dan sejuk. Kami tinggal di Wolojita tinggal di tempat orang muslim (satu-satunya mungkin) di kampung tersebut. Warga Wolojita rata-rata memeluk agama Katholik. Jadi, jangan heran jika di kampung ini hanya ada yang namanya "Kapela" (Gereja kecil tempat ibadah umat katholik). Tidak ada satu masjidpun didesa ini. Jadi, kami memasang aplikasi adzan di android untuk mengetahui waktu sholat.
Kurang lebih 3 jam kami sampai di Desa Wolojita, desa nan asri dan sejuk. Kami tinggal di Wolojita tinggal di tempat orang muslim (satu-satunya mungkin) di kampung tersebut. Warga Wolojita rata-rata memeluk agama Katholik. Jadi, jangan heran jika di kampung ini hanya ada yang namanya "Kapela" (Gereja kecil tempat ibadah umat katholik). Tidak ada satu masjidpun didesa ini. Jadi, kami memasang aplikasi adzan di android untuk mengetahui waktu sholat.
Saya bertugas di
SMA Negeri 1 Wolojita, satu-satunya SMA yang ada di Kecamatan Wolojita. Setiap
hari senin-sabtu kami berjalan kaki kurang lebih 10 menit untuk mencapai
sekolah. Sesampainya di sekolah, kami bertegur sapa dengan guru-guru lainnya.
Semua guru di SMA Wolojita sangat baik dan ramah kepada kami. Walaupun kami
bukan guru tetap disana, kami diperlakukan dengan sangat baik seperti saudara
sendiri.
SMA Wolojita
memiliki keadaan sarana dan prasarana yang cukup baik menurutku, hanya belum
memiliki saluran pipa air untuk mengisi kebutuhan air sehingga setiap pagi para
siswa yang piket membawa air satu jergen (5 liter) untuk mengisi bak toilet
untuk guru dan siswa.
Pada saat saya mengajar disana, SMA Wolojita
mempunyai 6 ruang kelas, yaitu kelas XA, Kelas XB, Kelas XI IPA, Kelas XI IPS,
Kelas XII IPA dan Kelas XII IPS. Saya bertugas mengajar mata pelajaran Geografi
di kelas X dan kelas IPS.
Begitu setiap hari aktifnya, pagi pergi ke sekolah, jam 13.30
WITA pulang ke kos, istirahat. Sorenya berbagi tugas, ada yang memasak dan ada
yang mengambil air di bak sebelah rumah. Begitulah aktivitas rutin setiap
harinya. Setiap bulan kami pergi ke kota untuk rapat atau sekedar bergabung
dengan teman-teman di basecamp.
Komentar